Wednesday, November 12, 2008

Pidato kebudayaan Taufik Ismail terkait dengan polemik RUU antipornografi (sekarang dah disyahkan jadi UU) :)

Pidato kebudayaan Taufik Ismail terkait dengan polemik RUU antipornografi (sekarang dah disyahkan jadi UU) :)


Sory kalo repost....

BUDIDAYA MALU DIKIKIS HABIS GERAKAN SYAHWAT MERDEKASederetan gelombang besar menggebu-gebu menyerbu pantai Indonesia, naik kedaratan, masuk ke pedalaman. Gelombang demi gelombang ini datangsusun-bersusun dengan suatu keteraturan, mulai 1998 ketika reformasimeruntuhkan represi 39 tahun gabungan zaman Demokrasi Terpimpin danDemokrasi pembangunan, dan membuka lebar pintu dan jendela Indonesia . Hawaruanganyang sumpek dalam dua zaman itu berganti dengan kesegaran baru. Tapi tidakterlalu lama, kini digantikan angin yang semakin kencang dan arusmenderu-deru.Kebebasan berbicara, berpendapat, dan mengeritik, berdiri-menjamurnyapartai-partai politik baru, keleluasaan berdemonstrasi, ditiadakannya SIUPP(izin penerbitan pers), dilepaskannya tahanan politik, diselenggarakannyapemilihan umum bebas dan langsung, dan seterusnya, dinikmati belum sampaisewindu, tapi sementara itu silih berganti beruntun-runtun belum terpecahkankrisis yang tak habis-habis. Tagihan rekening reformasi ternyata mahalsekali.Bahana yang datang terlambat dari benua-benua lain itu menumbuh danmenyuburkan kelompok permissif dan addiktif negeri kita, yang sejak 1998naik daun. Arus besar yang menderu-deru menyerbu kepulauan kita.Adalah gelombang sebuah gerakan syahwat merdeka. Gerakan tak bersosokorganisasi resmi ini tidak berdiri sendiri, tapi bekerjasama bahu-membahumelalui jaringan mendunia, dengan kapital raksasa mendanainya, ideologigabungan yang melandasinya, dan banyak media massa cetak dan elektronik jadipengeras suaranya.Siapakah komponen gerakan syahwat merdeka ini?PERTAMAAdalah praktisi sehari-hari kehidupan pribadi dan kelompok dalam perilakuseks bebas hetero dan homo, terang-terangan dan sembunyi-sembunyi. Sebagianberjelas-jelas anti kehidupan berkeluarga normal, sebagian lebih besar,tak mau menampakkan diri.KEDUAPenerbit majalah dan tabloid mesum, yang telah menikmati tiada perlunyaSIUPP. Mereka menjual wajah dan kulit perempuan muda, lalu menawarkan jasahubungan kelamin pada pembaca pria dan wanita lewat nomor telepon genggam,serta mengiklankan berbagai alat kelamin tiruan (kue pancong berkumis danlemper berbaterai) dan boneka karet perempuan yang bisa dibawa bobokbekerjasama.KETIGAProduser, penulis skrip dan pengiklan acara televisi syahwat. Seks siswadengan guru, ayah dengan anak, siswa dengan siswa, siswa dengan pria paruhbaya, siswa dengan pekerja seks komersial ditayangkan pada jam prime time,kalau pemainnya terkenal. Remaja berseragam OSIS memang menjadi sasaransegmen pasar penting tahun-tahun ini. Beberapa guru SMA menyampaikan keluhanpada saya. "Citra kami guru-guru SMA di sinetron adalah citra guru tidakcerdas, kurang pergaulan dan memalukan." Mari kita ingat ekstensifnyapengaruh tayangan layar kaca ini. Setiap tayangan televisi, rata-rata170.000.000 yang memirsa. Seratus tujuh puluh juta pemirsanya.KEEMPAT4,200,000 (empat koma dua juta) situs porno dunia, 100,000 (seratus ribu)situs porno Indonesia di internet. Dengan empat kali klik di komputer,anatomi tubuh perempuan dan laki-laki, sekaligus fisiologinya, dapat diaksestanpa biaya, sama mudahnya dilakukan baik dari San Francisco Timbuktu,Rotterdam mau pun Klaten. Pornografi gratis di internet luar biasa besarjumlahnya. Seorang sosiolog Amerika Serikat mengumpamakan serbuan kecabulanitu di negaranya bagaikan "gelombang tsunami setinggi 30 meter, dan kamimelawannya dengan dua telapak tangan." Di Singapura, Malaysia, Korea Selatansitus porno diblokir pemerintah untuk terutama melindungi anak-anak danremaja. Pemerintah kita tidak melakukan hal yang sama.KELIMAPenulis, penerbit dan propagandis buku syahwat ¼ sastra dan ½ sastra. DiMalaysia, penulis yang mencabul-cabulkan karyanya penulis pria. DiIndonesia, penulis yang asyik dengan wilayah selangkang dan sekitarnyamayoritas penulis perempuan.Ada kritikus sastra Malaysia berkata: "Wah, pak Taufiq, pengarang wanitaIndonesia berani-berani. Kok mereka tidak malu, ya?" Memang begitulah, RASAMALU ITU YANG SUDAH TERKIKIS, bukan saja pada penulis-penulis perempuanaliran s.m.s. (sastra mazhab selangkang) itu, bahkan lebih-lebih lagi padabanyak bagian dari bangsa.KEENAMPenerbit dan pengedar komik cabul. Komik yang kebanyakan terbitan Jepangdengan teks dialog diterjemahkan ke bahasa kita itu tampak dari kulit luarbiasa-biasa saja, tapi di dalamnya banyak gambar hubungan badannya, misalnya(bukan main) antara siswa dengan Bu Guru. Harganya Rp 2.000.Sebagian komik-komik itu tidak semata lucah saja, tapi ada pula kadarideologinya. Ideologinya adalah anjuran perlawanan pada otoritas orangtuadan guru, yang banyak aturan ini-itu, termasuk terhadap seks bebas. Dalamsalah satu komik itu saya baca kecaman yang paling sengit adalah padaMenteri Pendidikan Jepang. Tentu saja dalam teks terjemahan berubah, yangdikecam jadinya Menteri Pendidikan Nasional kita.KETUJUHProdusen, pengganda, pembajak, pengecer dan penonton VCD/DVD biru. Indonesiakini jadi sorga besar pornografi paling murah di dunia, diukur darikwantitas dan harganya. Angka resmi produksi dan bajakan tidak saya ketahui,tapi literatur menyebut antara 2 juta - 20 juta keping setahun. Harga yangdulu Rp30.000 sekeping, kini turun menjadi Rp3.000, bahkan lebih murah lagi.Dengan biaya 3 batang rokok kretek yang diisap 15 menit, orang bisa menontonsekeping VCD/DVD biru dengan pelaku kulit putih dalam 6 posisi selama 60menit. Luarbiasa murah. Anak SD kita bisa membelinya tanpa risi tanpalarangan peraturan pemerintah. Seorang peneliti mengabarkan bahwa di JakartaPusat ada murid-murid laki-laki yang kumpul jam dua sore seminggu di rumahsalah seorang dari mereka, lalu menayangkan VCD-DVD porno..Sesudah selesai mereka onani bersama-sama. Siswa sekolah apa, dan kelasberapa? Siswa SD , kelas lima . Tak diceritakan apa ekses selanjutnya.KEDELAPANFabrikan dan konsumen alkohol. Minuman keras dari berbagai merek denganmudah bisa diperoleh di pasaran. Kemasan botol kecil diproduksi, mudah masukkantong celana, harga murah, dijual di kios tukang rokok di depan sekolah,remaja dengan bebas bisa membelinya. Di Amerika dan Eropa batas umurlarangan di bawah 18 tahun. Negeri kita pasar besar minuman keras, jualannya sampai ke desa-desa.KESEMBILANProdusen, pengedar dan pengguna narkoba. Tingkat keterlibatan Indonesiabukan pada pengedar dan pengguna saja, bahkan kini sampai pada derajatprodusen dunia. Enam juta anak muda Indonesia terperangkap sebagai pengguna,ratusan ribu menjadi korbannya.KESEPULUHFabrikan, pengiklan dan pengisap nikotin. Korban racun nikotin 57.000 orang/ tahun, maknanya setiap hari 156 orang mati, atau setiap 9 menit seorangpecandu rokok meninggal dunia.Pemasukan pajak Rp15 triliun (1996), tapi ongkos pengobatan berbagaipenyakit akibatnya Rp30 triliun rupiah. Mengapa alkohol, narkoba dan nikotinTermasuk dalam kategori kontributor arus syahwat merdeka ini? Karena sifataddiktifnya, kecanduannya, yang sangat mirip, begitu pula proses pembentukanketiga addiksi tersebut dalam susunan syaraf pusat manusia. Dalam masyarakatpermissif, interaksi antara seks dengan alkohol, narkoba dan nikotin, akrabsekali, sukar dipisahkan. Interaksi ini kemudian dilengkapi dengan tindakkriminalitas berikutnya, seperti pemerasan, perampokan sampai pembunuhan.Setiap hari berita semacam ini dapat dibaca di koran-koran.KESEBELASPengiklan perempuan dan laki-laki panggilan. Dalam masyarakat permissif,iklan semacam ini menjadi jembatan komunikasi yang diperlukan.KEDUABELASGermo dan pelanggan prostitusi. Apabila hubungan syahwat suka-sama-suka yanggratis tidak tersedia, hubungan dalam bentuk perjanjian bayaran merupakan jalan keluarnya. Dalam hal ini prostitusi berfungsi.KETIGABELASDokter dan dukun praktisi aborsi. Akibat tujuh unsure pertama di atas, kasusperkosaan dan kehamilan di luar pernikahan meningkat drastis. Setiap haridapat kita baca kasus siswa SMP/SMA memperkosa anak SD, satu-satu ataurame-rame, ketika papi-mami tak ada di rumah dan pembantu pergi ke pasarberbelanja. Setiap ditanyakan apa sebab dia/mereka memperkosa, selaludijawab 'karena terangsang sesudah menonton VCD/DVD biru dan inginmencobakannya. ' Praktisi aborsi gelap menjadi tempat pelarian, bilakehamilan terjadi.Seorang peneliti dari sebuah universitas di Jakarta menyebutkan bahwa angkaaborsi di Indonesia 2,2 juta setahunnya. Maknanya setiap 15 detik seorangcalon bayi di suatu tempat di negeri kita meninggal akibat dari salah satuatau gabungan ketujuh faktor di atas. Inilah produk akhirnya..Luar biasa destruksi sosial yang diakibatkannya. Dalam gemuruh gelombanggerakan syahwat merdeka ini, pornografi dan pornoaksi menjadi bintangpanggungnya, melalui gemuruh kontroversi pro-kontra RUU APP.Karena satu-dua-atau beberapa kekurangan dalam RUU itu, yang total kontramenolaknya, tanpa sadar terbawa dalam gelombang gerakan syahwat merdeka ini.Tetapi bisa juga dengan sadar memang mau terbawa di dalamnya.Salah satu kekurangan RUU itu, yang perlu ditambah-sempurnaka n adalahperlindungan bagi anak-cucu kita, jumlahnya 60 juta, terhadap kekerasanpornografi. Dalam hiruk pikuk di sekitar RUU ini, terlupakan betapa dalamusia sekecil itu 80% anak-anak 9-12 tahun terpapar pornografi, situs pornodi internet naik lebih sepuluh kali lipat, lalu 40% anak-anak kita yanglebih dewasa sudah melakukan hubungan seks pra-nikah. Sementara anak-anak diAmerika Serikat dilindungi oleh 6 Undang-undang, anak-anak kita belum,karena undang-undangnya belum ada. KUHP yang ada tidak melindungi mereka karena kunonya. Gelombang SyahwatMerdeka yang menolak total RUU ini berarti menolak melindungi anak-cucu kitasendiri.Gerakan tak bernama tak bersosok organisasi ini terkoordinasi bahu-membahumenumpang gelombang masa reformasi mendestruksi moralitas dan tatanansosial. Ideologinya neo-liberalisme, pandangannya materialistik, disokongkapitalisme jagat raya.Menguji Rasa Malu Diri SendiriSeorang pengarang muda meminta pendapat saya tentang cerita pendeknya yangdimuat di sebuah media. Dia berkata, "Kalau cerpen saya itu dianggappornografis, wah, sedihlah saya." Saya waktu itu belum sempat membacanya.Tapi saya kirimkan padanya pendapat saya mengenai pornografi.Begini.Misalkan saya menulis sebuah cerpen. Saya akan mentes, menguji karya sayaitu lewat dua tahap. Pertama, bila tokoh-tokoh di dalam karya saya itu sayaganti dengan ayah, ibu, mertua, isteri, anak, kakak atau adik saya; lalukedua, karya itu saya bacakan di depan ayah, ibu, mertua, isteri, anak,kakak, adik, siswa di kelas sekolah, anggota pengajian masjid, jamaahgereja; kemudian saya tidak merasa malu, tiada dipermalukan, tak canggung,tak risi, tak muak dan tidak jijik karenanya, maka karya saya itu bukankarya pornografi.Tapi kalau ketika saya membacakannya di depan orang-orang itu saya merasamalu, dipermalukan, tak patut, tak pantas, canggung, risi, muak dan jijik,maka karya saya itu pornografis.Hal ini berlaku pula bila karya itu bukan karya saya, ketika saya menilaikarya orang lain. Sebaliknya dipakai tolok ukur yang sama juga, yaitu bilaorang lain menilai karya saya. Setiap pembaca bias melakukan tes tersebutdengan cara yang serupa.Pendekatan saya adalah pengujian rasa malu itu. Rasa malu itu yang kiniluntur dalam warna tekstil kehidupan bangsa kita, dalam terlalu banyak hal.Sebuah majalah mesum dunia dengan selaput artistik, Playboy, menumpangtaufan reformasi dan gelombang liberalisme akhirnya terbit juga diIndonesia. Majalah ini diam-diam jadi tempat pelatihan awal onani pembacaAmerika, dan kini, beberapa puluh tahun kemudian, dikalahkan internet,sehingga jadilah publik pembaca Playboy dan publik langganan situs pornointernet Amerika masturbator terbesar di dunia.Majalah pabrik pengeruk keuntungan dari kulit tubuh perempuan ini, mencobamenjajakan bentuk eksploitasi kaum Hawa di negeri kita yang pangsa pasarnyaluarbiasa besar ini. Bila mereka berhasil, maka bakal berderet antri masuklagi majalah anti-tekstil di tubuh perempuan dan fundamentalis-syahwat-merdeka seperti Penthouse, Hustler, Celebrity Skin, Cheri, Swank,Velvet, Cherry Pop, XXX Teens dan seterusnya.Untuk mengukur sendiri rasa malu penerbit dan redaktur Playboy Indonesia,saya sarankan kepada mereka melakukan sebuah percobaan, yaitu menggantimodel 4/5 telanjang majalah itu dengan ibu kandung, ibu mertua, kakak, adik,isteri dan anak perempuan mereka sendiri.Saran ini belum berlaku sekarang, tapi kelak suatu hari ketika PlayboyIndonesia keluar perilaku aslinya dalam masalah ketelanjangan model yangdipotret. Sekarang mereka masih malu-malu kucing. Sesudah dibuat dalam edisidummy, promosikan foto-foto itu itu di 10 saluran televise dan 25suratkabar.Bagaimana? Berani? Malu atau tidak?Pendekatan lain yang dapat dipakai juga adalah menduga-memperkirakan-mengingat akibat yang mungkin terjadi sesudah orang membaca karyapornografis itu. Sesudah seseorang membaca, katakan cerpen yang memberisugesti secara samar-samar terjadinya hubungan kelamin, apalagi kalaudengan jelas mendeskripsikan adegannya, apakah dengan kata-kata indah yangdianggap sastrawi atau kalimat-kalimat brutal, maka pembaca akan terangsang.Sesudah terangsang yang paling penakut akan onani dan yang paling nekat akanmemperkosa. Memperkosa perempuan dewasa tidak mudah, karena itu anak keciljadi sasaran. Perkosaan banyak terjadi terhadap anak-anak kecil masih baususu bubuk belum haid yang di rumah sendirian karena papi-mami pergi kerja,pembantu pergi ke pasar, jam 9-10 pagi.Anak-anak tanggung pemerkosa itu, ketika diinterogasi dan ditanya kenapa,umumnya bilang karena sesudah menonton VCD porno mereka terangsang inginmencoba sendiri. Merayu orang dewasa takut, mendekati perempuan-bayarantidak ada uang. Kalau diteliti lebih jauh kasus yang sangat banyak ini(peneliti yang rajin akan bisa mendapat S-3 lewat tumpukan guntingan koran),mungkin saja anak itu juga pernah membaca cerita pendek, puisi, novel ataukomik cabul.Akibat selanjutnya, merebak-meluaslah aborsi, prostitusi, penularan penyakitkelamin gonorrhoea, syphilis, HIV-AIDS, yang meruyak di kota-kota besarIndonesia berbarengan dengan akibat penggunaan alcohol dan narkoba yang takkalah destruktifnya.Akibat Sosial Ini Tak Pernah Difikirkan Penulis. Semua rangkaian musibahsosial ini tidak pernah difikirkan oleh penulis cerpen-puisi- novelis erotisyang umumnya asyik berdandan dengan dirinya sendiri, mabuk posisi selebriti,ke sana disanjung kesini dipuji, tidak pernah bersedia merenungkan akibatyang mungkin ditimbulkan oleh tulisannya. Sejumlah cerpen dan novel pascareformasi sudah dikatakan orang mendekati VCD/DVD porno tertulis. Maukahmereka membayangkan, bahwa sesudah sebuah cerpen atau novel denganrangsangan syahwat terbit, maka beberapa ratus atau ribu pembaca yangterangsang itu akan mencontoh melakukan apa yang disebutkan dalamalinea-alinea di atas tadi, dengan segala rentetan kemungkinan yang bisaterjadi selanjutnya?Destruksi social yang dilakukan penulis cerpen-novel syahwat itu,beradik-kakak dengan destruksi yang dilakukan produsen-pengedar- pembajak-pengecer VCD/DVD porno, beredar diperkirakan) sebanyak 20 juta keping, yangtelah meruyak di masyarakat kita, masyarakat konsumen pornografi terbesardan termurah di dunia. Dulu harganya Rp30.000 sekeping, kini Rp3.000, samamurahnya dengan 3 batang rokok kretek. Mengisap rokok kretek 15 menit samabiayanya dengan memiliki dan menonton sekeping VCD/DVD syahwat sepanjang 6omenit itu. Bersama dengan produsen alkohol, narkoba dan nikotin, merekatidak sadar telah menjadi unsure penting pengukuhan masyarakatpermissif-addiktif serba-boleh- apa-saja-genjot, yang dengan bersemangatmelabrak apa yang mereka anggap tabu selama ini, berpartisipasimeluluh-lantakkan moralitas anak bangsa.Perzinaan yang Hakekatnya Pencurian adalah Ciri Sastra Selangkang.Akhirnya sesudah mendapatkan korannya, saya membaca cerpen karya penulisyang disebut di atas. Dalam segi teknik penulisan, cerpen itu lancardibaca. Dalam segi isi sederhana saja, dan secara klise sering ditulispengarang Indonesia yang pertama kali pergi ke luar negeri, yaitu pertemuanseorang laki-laki di negeri asing dengan perempuan asing negeri itu.Kedua-duanya kesepian. Si laki-laki Indonesia lupa isteri di kampung. Diakhir cerita mereka berpelukan dan berciuman. Begitu saja. Dalam interaksiyang kelihatan iseng itu, cerpenis tidak menyatakan sikap yang jelasterhadap hubungan kedua orang itu. Akan ke mana hubungan itu berlanjut, jugatak eksplisit. Apakah akan sampai pada hubungan pernikahan atau perzinaan,kabur adanya. Perzinaan adalah sebuah pencurian. Yang melakukan zina, mencuri hak oranglain, yaitu hak penggunaan alat kelamin orang lain itu secara tidak sah.Pezina melakukan intervensi terhadap ruang privat alat kelamin yang dizinai.Dia tak punya hak untuk itu. Yang dizinai bersekongkol dengan yang melakukanpenetrasi, dia juga tak punya hak mengizinkannya. Pemerkosa adalah perampokpenggunaan alat kelamin orang yang diperkosa. Penggunaan alat kelaminseseorang diatur dalam lembaga pernikahan yang suci adanya.Para pengarang yang terang-terangan tidak setuju pada lembaga pernikahan,dan/atau melakukan hubungan kelamin semaunya, yang tokoh-tokoh dalamkaryanya diberi peran syahwat merdeka, adalah rombongan pencuri bersuluhsinar rembulan dan matahari. Mereka maling tersamar. Mereka celakanya,tidak merasa jadi maling, karena (herannya) ada propagandis sastramenghadiahi mereka glorifikasi, dan penerbit menyediakan gratifikasi.Propagandis dan penerbit sastra semacam ini, dalam istilah kriminologi,berkomplot dengan maling.Hal ini berlaku bukan saja untuk karya (yang dianggap) sastra, tapi jugauntuk bacaan turisme, rujukan tempat hiburan malam, dan direktori semacamitu. Buku petunjuk yang begitu langsung tak langsung menunjukkan caraberzina, lengkap dengan nama dan alamat tempat berkumpulnya alat-alatkelamin yang dapat dicuri haknya dengan cara membayar tunai atau dengankartu kredit gesekan.Sastra selangkang adalah sastra yang asyik dengan berbagai masalah wilayahselangkang dan sekitarnya. Kalau di Malaysia pengarang-pengarang yangmencabul-cabulkan karya kebanyakan pria, maka di Indonesia pengarang sastraselangkang mayoritas perempuan. Beberapa di antaranya mungkin memangnymphomania atau gila syahwat, hingga ada kritikus sastra sampai hatimenyebutnya "vagina yang haus sperma". Mestinya ini sudah menjadi kasuspsikiatri yang baik disigi, tentang kemungkinannya jadi epidemi, dan harusdikasihani.Bila dua abad yang lalu sejumlah perempuan Aceh, Jawa dan Sulawesi Selatannaik takhta sebagai penguasa tertinggi kerajaan, Sultanah atau Ratu dengankenegarawanan dan reputasi terpuji, maka di abad 21 ini sejumlah perempuanIndonesia mencari dan memburu tepuk tangan kelompok permissif dan addiktifsebagai penulis sastra selangkang, yang aromanya jauh dari wangi, menyiarkanbau amis-bacin kelamin tersendiri, yang bagi mereka parfum sehari-hari.Dengan Ringan Nama Tuhan Dipermainkan Di tahun 1971-1972, ketika saya jadipenyair tamu di Iowa Writing Program, Universitas Iowa , di benua itu sedangheboh-hebohnya gelombang gerakan perempuan. Kini, 34-an tahun kemudian, arusriaknya sampai ke Indonesia . Kaum feminis Amerika waktu itu sedanggencar-gencarnya mengumumkan pembebasan kaum perempuan, terutama liberasikopulasi, kebebasan berkelamin, di koran, majalah, buku dan televisi.Menyaksikan penampilan para maling hak penggunaan alat kelamin orang lainitu di layar kaca, yang cengengesan dan mringas-mringis seperti GloriaSteinem dan semacamnya, banyak orang mual dan jijik karenanya. Mereka tidak peduli terhadap epidemi penyakit kelamin HIV-AIDS yang meruyakmenyebar seantero Amerika Serikat waktu itu, menimpa baik orang laki-lakimaupun perempuan, hetero dan homoseksual, akibat kebebasan yang bablas itu.Di setasiun kereta api bawah tanah New York , seorang laki-laki korbanHIV-AIDS menadahkan topi mengemis. Belum pernah saya melihat kerangkamanusia berbalut kulit tanpa daging dan lemak sekurus dia itu. Sinar matanyakosong, suaranya parau. Kematian banyak anggota kelompok ini, terutama di kalan gan seniman di tahun 1970-an, tulis seorang esais, bagaikan kematian dimedan perang Vietnam . Sebuah orkestra simfoni di New York ,anggota-anggotanya bergiliran mati saban minggu karena kejangkitan HIV-AIDSdan narkoba, akibat kebebasan bablas itu.Para pembebas kaum perempuan itu tak acuh pada bencana menimpa bangsaKarena asyik mendandani penampilan selebriti diri sendiri. Saya sangatheran. Sungguh memuakkan. Kalimat bersayap mereka adalah, "This is my body.I'll do whatever I like with my body." "Ini tubuhku. Aku akan lakukan apasaja yang aku suka dengan tubuhku ini." Congkaknya luar biasa, seolah-olahtubuh mereka itu ciptaan mereka sendiri, padahal tubuh itu pinjaman kreditmencicil dari Tuhan, Cuma satu tingkat di atas sepeda motor Jepang dan Cinayang diobral di iklan koran-koran.Mereka tak ada urusan dengan Maha Produser Tubuh itu. Penganjur masyarakatpermissif di mana pun juga, tidak suka Tuhan dilibatkan dalam urusan.Percuma bicara tentang moral dengan mereka. Dengan ringan nama Tuhandipermainkan dalam karya. Situasi kita kini merupakan riak-riak gelombangdari jauh itu, dari abad 20 ke awal abad 21 ini, advokatornya dengansemangat dan stamina mirip anak-anak remaja bertopi beisbol yang selalumeniru membeo apa saja yang berasal dari Amerika Utara itu.PenutupCiri kolektif seluruh komponen Gerakan Syahwat Merdeka ini adalah budayamalu yang telah kikis nyaris habis dari susunan syaraf pusat dan rohanimereka, dan tak adanya lagi penghormatan terhadap hak penggunaan kelaminorang lain yang disabet-dicopet- dikorupsi dengan entengnya. Tanpa memilikihak penggunaan kelamin orang lain, maka sesungguhnya Gerakan Syahwat Merdekaadalah maling dan garong genitalia, berserikat dengan alkohol, nikotin dannarkoba, menjadi perantara kejahatan, mencecerkan HIV-AIDS, prostitusi danaborsi, bersuluh bulan dan matahari

No comments: