Kamis,
2 April 2009
Sedari
Zuhur aku mengecek ulang koper ku, apa saja yang kurang. Tak lupa aku juga
pamit ke tetangga2 sebelah kamar di Sakan (asrama) terutama Sakinah salah satu
yg terdekat di lantai 4, Ibu2 asrama dll. Sekitar jam 15.30 waktu Kuwait .....Asar
tiba. Aku segera wudhu untuk solat ashar di sakan. Setelah beres ga lama Ka Akim
telpon akan segera menjemput. Kita menuju ke apartemen. Perasaan ku makin
excited. Tiba di apartemen, Ayu Iyen sedang menyetrika beberapa baju. Ayu iyen nawarin
aku makan. Tapi rasa bahagia yang membuncah rasanya membuat perutku terasa
kenyang. Setelah Ayu Iyen dan Alvi siap koper-koper di masukan ke mobil. Jam
17.30 kita menuju masjid Jabriya. Ka akim berhenti sejenak untuk isi bensin. Jabriya
salah satu daerah yang ramai expat. Terlihat, banyak apartemen2. Mobil Ka Akim
semakin mendekat ke masjid, dari kejauhan di luar masjid Jabriya Sudah terlihat
banyak yang datang. Aku mengenali wajah-wajah sebagian besar mereka yang biasa
ku temui di acara2 KBRI dll. Aku liat seorang wanita yg sudah pake baju setelan
putih abaya dengan kerudung putih. ( yang ternyata dia mejadi salah satu
roommate ku di hotel). Aku juga liat Ismail, sepupuku. Lalu kita bertegur sapa...Ismail,
umroh Ama siapa? Ternyata dia sendiri, tak ada dari pihak keluarganya yang
ikut. Kita saling menyapa dgn yg lain juga , ramah tamah, tapi ga lama suara
dari TOA memanggil kita semua untuk berkumpul. Ada kata-kata sambutan dari panitia untuk
briefing sebentar. Lalu karena azan maghrib sudah terdengar diputuskan untuk
break dulu untuk sholat maghrib. Wah aga antri ni. Jadi aku inisiatif ganti2an
jagain Asia, anaknya Ustazah Lathifah. Lucunya...liat anak2..tidak hanya
latifah yg membawa anak kecil, sebagian besar dari jamah umroh ini keluarga
muda, ada juga yg baru dikarunia anak, ada yang masih balita , usia SD dan SMP. Semua anak nya
di bawa. Ada yang bawa dua, ada yang
tiga anak. Jadi rame dengan suara-suara lucu mereka.
Di
depan masjid, di bawah pohon kurma, dengan sinar rembulan temaram berpadu dg
lampu2 sorot kuwait yg super terang, kita melanjutkan briefing kembali utk
pembagian kelompok bus. Ada dua bus. Aku dapat di Bus 1 terpisah dengan Ayu
Iyen dan Alvi. Cuaca di kuwait saat itu sungguh cerah menambah rasa bahagia ku
menuju Baitullah. Allahuakbar. Dari yang kuamati background jamaah umroh ini
sangat beragam. Dari sisi usia, dari bayi hingga nenek kakek ada. Jenis
pekerjaannya pun beragam ada yang menjadi Staf, Manager, teknokrat, Ibu rumah
tangga,Pelajar, mahasiswa dll. Nama
mereka disebut satu-persatu. Hingga tibalah namaku. Anita. Ya, anita di Bus 1
ya. Begitu yang ku dengar dari TOA. Setelah semua jelas. Kita berdoa memohon
keselamatan pada Allah. Aku lihat Alvi berpelukan dengan Ka Akim. Ka akim ga
berangkat umroh karena ada tugas di kantornya.
Kita
semua menuju ke bus. Koper maroon ku yg baru kubeli bersama Fina segera ku
angkat untuk dimasukan ke bagasi bawah bus. Lalu handbag hitam tetap kuselempangkan di bawa naik ke dalam
bus. Semua sudah ku atur yang ada di dlm tas hitamku hanya benda2 kecil yg
memang penting. Juga tak ketinggalan buku diary ku sehingga aku ingat jam
berapa aku melakukan apa. Hehe... Oya
aku baru inget pas di dalam bus, aku membawa 2 plastik besar jus2 ku yang
kukumpulkan dari sakan. di sakan kita dapet jatah jus kotak banyak bgt dg
beragam rasa buah. Ku bagikan ke hampir semua jamaah umroh yang ada di bus 1 sembaring
kenalan dengan mereka. Kita akan se bus selama perjalanan PP Kuwait –Arab Saudi. Aku lihat mereka orang-orang yang baik
sekali, ramah, aku semakin merasa kerasan ada di bus 1. Aku baru menyadari
bahwa aku ga punya seatmate alias sendiri. Bus ini ada 2 bangku setiap
kolomnya. Nah karena di sampingku kosong enak juga ni utk naro tas ku, buku
diary, botol air mineral/makanan , jaket dll.
Tepat
Jam 19.30 bus berangkat.....Bismillah.....Assalamualaikum wr wb...Ustad yang duduk paling depan membuka.....yang
biasa ku panggil Bang Aziz suami Uztazah Lathifah. Wah aku semakin bahagia bisa
se bus dengan mereka. Kapan saja ada pertanyaan seputar umroh hukum2 dll aku
tinggal tanya. Alhamdulillah. Bang Aziz segera mulai dengan doa perjalanan.
Sambutan , ramah tamah kepada seluruh jamaah umroh. Aku duduk di pinggir kiri
bus, jadi memang lebih jelas melihat jalan. Tapi karena semakin malam walau
lampu sorot sangat terang tapi tak akan sejelas kalo siang. Akhirnya aku baca
buku yang baru saja dibagikan oleh Lathifah dari Masjid Kabir ttg panduan
umroh. Nah di halaman pertama aku membaca tentang pentingnya kebersamaan,
ukhuwah, dll. Dalem hati, apa kaitannya dgn umroh...dan ternyata itu memang
benar sangat terkait, ibadah ini sangat mendidik kita ttg kebersamaan ...lihat
saja dari perjalanan awal hingga di Masjidil Haram di Mekah , pas sa’i atau antri
wudhu,dll memang smuanya bersama-sama. Awal membaca nya aku agak bingung....tapi
semakin ku resapi buku itu memang benar2 menyentil aku untuk makin peduli
dengan lingkungan sekitarku.
Tak
bisa dipungkiri setelah sejam berlalu di bus, aku merasa agak kesepian. Smua
isi penumpang ada pasangan, bahkan membawa anak. Mau ngobrol dg mereka, belum
terlalu akrab, mereka juga sibuk dengan anak2 mereka. Disamping kanan ku ada
nenek kakek yang subhanallah terlihat masih romantis duduk saling bersandar
kepala dan saling berpegang tangan. Sedang aku, aku sendirian. Agak sedih juga.
Tapi aku terus membaca buku, berzikir, dan
terus berusaha tenang ..everything will be allright. Aku terus berzikir
...memuja Allah SWT. Tak putus2 nya aku mengucap syukur. Aku tak sabar rasanya
ingin segera tiba di Mekah.
Pukul
21.00 kami tiba di imigrasii perbatasan Kuwait –Arab Saudi. Hanya 30 menit ,
kita selesai stempel pasport dan visa. Yang lama cek bagasi karena semua mobil
diperiksa satu persatu dan mobil2 itu antri. Lajur2 nya seperti di terminal
blok M, banyak. Kita agak di tunda karena rombongan. Para petugas mendahulukan
mobil2 pribadi. Ada mobil sedan, di dalamnya ayah, ibu, dan dua anak.
Keliatannya keluarga bahagia. Seru juga yah dalem hati ku. Aku juga bertanya2
apa mereka mau umroh juga yah? Aku liat
ada beberapa mobil pedagang. Karena isinya banyak banget barang2 kelontong dsb
jadi ini juga makan waktu lama. Sembaring nunggu banyak diantara kita pada
foto2, bagus ga ketahuan si petugas. Di sana mereka ga segan2 ngambil kamera kita
kl ketauan. Ada juga yang pada ke toilet.
Atau merenggangkan otot . Aku godain Asia, dia keliatan ngantuk tapi ga mau
tidur jadi jalan2 di samping lajur tempat koper2 kita dibuka, di samping bus.
Sudah mulai makin dingin. Baru kemudian tibalah giliran bus kita. Para petugas
mulai mendekati bus kita. Subhanallah mereka tanpa banyak bicara dan tidak pula
memeriksa koper2, langsung mempersilahkan jalan untuk memasuki area
pemerintahan mereka , Arab Saudi. Kuliat jam sudah jam 23.00. Apa karena mereka
pikir orang2 indonesia baik2 apalagi ini jamaah umroh, kan ga mungkin bawa
barang illegal atau sejenisnya. Allah yasir umurona Alhamdulillah
Wah
ini sudah terasa perjalanan nan panjang seperti tak berujung. Jam berganti jam.
Diluar jedela terlihat gelap karena pencahayaan tak semodern di kuwait. Tapi
masih bisa liat jalan2 kota di Arab Saudi. Masuk kampung2 masyarakat arab,
lewat warteg-warteg ala arab tempat para truk2 berhenti .Terlihat supir2 nya
minum kopi sambil istirahat. Sudah semakin terbiasa, aku mulai bosen ngeliat ke
jalan. Aku tertidur.
Jum’at 3 April 2009
Samar-samar
aku mendengar suara. Aku terbangun sekitar pukul 4.15. Sudah masuk waktu
shubuh. Aku liat jamaah umroh turun dari bus satu per satu. Dari jendela
terlihat ini seperti rumah makan , cukup sederhana. Toilet nya tidak terlalu
rapih. Kita antri. Mushola nya tidak terlalu besar tapi Alhamdulilah untuk
laki2 dan perempuan dipisah. Ada hordeng hijau yg menutupi tempat sholat
perempuan. Setelah itu aku bergegas sebisa mungkin segera ke bus. Dingin. Sepi.
Mobil yang melewati jalan ini bisa dihitung jari. Tidak lama setelah itu bus kita melanjutkan
perjalanan. Sudah pagi...lampu2 jalan di Arab Saudi mulai dimatikan.
Pemandangan sudah makin terlihat. Sungguh menyenangkan melihat negri Arab dari
mata telanjang. Dulu Cuma lihat dari TV dan itupun tidak se detail ini. Ini kali pertama aku melihat padang rumput hijau luas
nan indah di Arab. Seorang Bapak setengah baya berbaju gamis putih lengkap
dengan sorbannya dan beberapa pemuda terlihat mengangon onta2 mereka sarapan
rumput. Subhanallah. Terlihat rumah2 desa ala Arab. Unik. Bentuk nya
kotak-kotak bercet sewarna dg debu. Terlihat pintu dan beberapa jendela.
Arsitekturnya sederhana dan tertutup rapat. Ini utk adpatasi dg alam untuk
mecegah dingin di musim dingin dan debu dan terik jika musim panas tiba. Jarak
antar rumah satu dengan lainya sangat berjauhan. Banyak terlihat pohon kurma.
Ada beberapa toko kelontong. Sangat sederhana. Sesekali ada pom bensin
tua. Pernah kita berhenti di pom bensin
untuk isi bensin sekalian istirahat dan buang air. Tapi toilet nya bentuknya
agak aneh kaya WC jaman dulu yg dibuat dari semen. Ini bener2 kampung nya nih,
ternyata begini yah ‘kampung’ di Arab.
Semakin
lama semakin mendekat ke arah kota. Terlihat mulai ramai penduduk. Bus kita
melewati pasar-pasar. Rumah-rumah penduduk juga semakin beragam bentuk
arsitekturnya. Rumah nya besar besar. Jarak antar rumah semakin dekat. Penduduk
nya padat.
Semua
penumpang bus ini sepertinya mulai bangun. Suara anak2 mulai terdengar kembali.
Pasangan2 sudah saling ngobrol minum atau makan cemilan. Aku sibuk dengan zikir
ku dan nulis diary ku, krn mau ngobrol ama pasangan tp entah dmn ia berada hehe
Rasanya
makin tak sabar untuk melihat tanah harom, leher semakin memanjang beberapa centi,melongok
ke kaca dpn. Untungnya aku duduk di urutan ke 3. Cukup leluasa melihat ke depan
dan ke samping tentunya. Dan...Bang Aziz menjawab penasaranku yang dari tadi
aku bertanya-tanya dalam hati. Ini dimana yah? Udah sampe mana? Kok makin ramai
orang-orang di jalan.Dan aku mulai ngeh ooo iya ini kan hari jumat. Bang Aziz
beranjak dari tempat duduk nya, dengan TOA di Bus terdengar jelas : Saudara-saudaraku
Bapak Ibu kita sudah tiba di perbatasan tanah haram (area suci). Dan jam tangan
ku menunjukan pukul 11.30. Seperti kita ketahui orang Arab laki2 dan perempuan
sholat jumat. Terlebih ini di Madinah. Rasa bahagiaku membuncah ruah melebihi pas
awal aku berangkat. Aku tak berhenti bertasbih tahmid memuja muji Allah Rabbul
Alamin. Sesuai dengan rencana di itinirary, kita ke Madinah dulu. Dan akhirnya
pukul 11.45 Bang Aziz mengagetkan kita semua...”ya saudara-saudara, di samping
kanan kita makam baqi”....Leher kembali memanjang. Sudah terlihat Menara-menara
nan indah Masjid Nabawi.Allahuakbar..Aku meyempatkan sms Ka Arli dan Nila.
Mereka tempat paling tepat untuk meumpahkan apa yg kurasa. Jauh2 hari aku sudah
kabarkan keluargaku ttg rencana umroh ini. Semua sudah pesen doa. “Ka Aku udah
lihat Masjid Nabawi sekarang”itu salah satu sms ku ke Ka alei....Ka alei segera
membalas sms,” Allahuakbar, sampaikan salamku utk Nabi Muhammad SAW dan
keluarga dan para shahabat, doakan aku agar aku menjadi hafiz Qur’an” ya Allah
amiiin...ku lihat Laki-laki perempuan memenuhi jalan untuk segera menunaikan
sholat jumat. Subhanallah aku tak kuasa membedung air mataku. Ya ..Masjid Nabawi. Ya Allah ...Allahuakbar. Aku tak peduli, dan aku
menangis haru. Teryata ku lihat nenek kakek disamping kananku juga. Sang Nenek
mencium tangan suaminya.” Bapak makasi ya Pak udah bawa saya kemari sambil air
mataya bercucuran. Melihat itu aku semakin merasa terharu. Dan si Kakek menjawab
bukan Bapak yang bawa Ibu ke sini, Gusti Allah. Terimakasih ama Allah aja”. Belakangan
baru aku tau kalau ternyata kakek itu sudah pensiun di Indonesia lalu mjd tim
ahli di kuwait. Aku jd berfikir, untuk beliau tidak ada kata pensiun, ketika masi
kuat melakukan sesuatu bahkan walau hingga bermukim di negri gurun yang panas
ini ga masalah. Dan ku dengar dari cerita mereka, anak cucu mereka udah pada
sukses. Jadi mereka nenek kakek yang mandiri. Berdua merantau ke negri orang untuk
berkarya. Subhanallah. Dan ini pun umroh pertama mereka.
Makam
Baqi terletak di tengah2 kota Madinah. Pekuburan ini dibatasi pagar tembok
berjeruji terdapat makam lebih dari 10.000 sahabat Nabi termasuk Usman bin Affan
(khalifah ke III), Abbas bin Abdullah (Paman Nabi), Hasan bin Ali (cucu Nabi), Halimatussa’diyah
(ibu susuan Nabi), putra-putri dan semua istri Nabi kecuali Siti Khadijah. Kini
pemerintah Saudi mengizinkan untuk penduduk Madinah yang meninggal di Madinah
atau jamaah umroh/haji boleh dimakamkan di Baqi yang memang luas, sekitar 138.000 meter persegi.
Setelah
beberapa kali belok jalan-jalan yg terlihat besar namun jadi sempit karena
banyaknya mobil, akhirnya ada juga tempat yang agak lowong muat utk bus yg
besar bgt ini. Setelah merapat, kami turun. Aku menghampiri Ayu Iyen dan Alvi.
Aku mencium tangan Ayu Iyen “ Ayu aku bersyukur bgt dan berterimakasih Ayu
membantu aku untuk bisa umroh”...Ayu iyen tersenyum, iya itu rizki Allah.
Alhamdulillah ...Lalu kita bersama-sama jalan kaki yang agak jauh melewati apartemen2
menjulang menuju masjid Nabawi.
Subhanallah... Koper2 dibiarkan di Bus
karena kita ngejer sholat jumat. Perasaan ku dag dig dug. Akhirnya kakiku
melangkah di teras masjid Nabawi. Alhamdulillah. Matahari yang berada tepat di
atas kepala ku tak kuhiraukan dan panas nya tak terasa. Yang ada hanyalah
takjub. Kita menuju tempat wudhu. Ada tulisan arab Annisa/Women. Memasuki
gerbang tempat wudhu yang letakya di basement Lalu ada tangga dan eskalator ke
bawah. Kita memilih eskalator. Disini terasa sejuk karena AC ditambah dengan
percikan air wudhu hehe
Ku
lihat ragam jenis etnis manusia sedang berwudhu. Yang bercadar, kerudung, selendang,yang
tinggi, pendek, sedang, yang hitam, putih, kuning, merah semua berwudhu dengan
cara yang sama. Subhanallah. Aku, Ayu Iyen dan Alvi segera menuju eskalator
naik ke halaman masjid. Wah aku lihat ada keran2 tersusun di serambi masjid
ternyata itu air zamzam. Lalu Ayu Iyen mengambil cup plastik yg disediakan dkt
tabung zamzam dan dikasi untuk ku, kita minum. Ya Allah Alhamdulillah segar
nya. Segera ke arah shaf-shaf untuk perempuan di halaman masjid. Maklum di
dalam udah penuh. Jadi ga usah maksain masuk. Setelah solat ada yang langsung
pulang, kalo kita masih disana mendengarkan khutbah sampai selesai, walau ga
ngerti semua karena pake bhs Arab, kami tetep mengikuti sampe selesai. Di depan
kita udah banyak area yg kosong, akhirnya kita maju nah disini udah agak teduh dibalik
tembok2 besar masjid. Alhadmulillah. Setelah ditutup do’a akhirnya selesai
juga. Sambil ku lihat dari pintu2 masjid perempuan2 Arab keluar masjid. Ada
yang mendorong kereta bayi, ada nenek2 pake kursi roda dll. Pemandangan yang
membuat aku terus bertanya. Aku ga mimpi kan ? aku bener2 ada di masjid Nabawi
kan? Tak lupa aku langsung mengeluarkan kamera segera ku potret momen2
bersejarah ini yang aku berharap ini bukan yg terakhir untuk ku. Semoga aku
bisa kesini lagi bersama kekasihku dan keluarga besarku.
Kita
beranjak dari masjid Nabawi menuju hotel,di depan hotel ada restoran, Ayu Iyen
beliin kita nasi kebuli dan ayam panggang untuk di makan di hotel, bus kita sudah duluan menuju hotel dan barang-barang
kita sudah diturunkan ke lobby hotel Al Mubarak yang berwarna biru, warna
favoritku. Di lobby kita cari tempat duduk, alhamdulillah ada yang kosong. Kita
makan bareng.
Jam
15.00 kita check-in. Aku sudah mendapat kunci. Tapi harus nunggu keputusan, ama
siapa roommatenya. Baru satu yang ketauan. Oya sebenarnya aku udah kenalan tadi
di bagian imigrasi dg nya. Di visa nya dia ternyata ada foto ku, kesalahan
tehnis. Aku juga mulai ngeh kenapa katanya pasport ku kata panitia pernah ilang
di imigrasi dan fotonya juga. Ternyata foto ku ke tempel di pasport visa nya dan
fotoku akhirnya dicetak ulang dari foto pasport. Ya Allah, pasti ini semua rekayasa
Allah untuk memberi banyak hikmah pada ku. Dan ditakdirkan utk sekamar. Setelah
dapet kunci, roomate ku manggil, ayu mba anita kita naik aja duluan sambil
nunggu yg dua lagi ntah siapa. Situasi agak terlihat riweh. Maklum ini jam cek
out para jamaah lain. Aku liat jamaah2 umroh dari negara lain mulai keluar dari
hotel.Banyak laki2 memakai baju2 khas negri mereka, sepertiya berasal dari
negri2 Asia Selatan.
Cukp
lama kami menunggu kamar dibersihkan. Setelah tiba di lantai yg tertera di
kunci, aku menuju kamar, terlihat ada 2 orang yg sudah terlihat ibu2 mungkin
antara 35—45 umurnya. Mereka meunggu sebuah kamar yang katanya ada orangnya.
Nah aku setelah ada sinyal siap dari petugas cleaning service nya, kita masuk
ke kamar. Wow Ahamdulillah bisa duduk di kasur empuk ...setelah 16 jam duduk di
kursi bus. Kami ngobrol sedikit.. baru aja mau bersih2 ke toilet, ada yang
mengetuk pintu. Kayanya laki2. Ternyata panitia umroh. “Maaf mba ini kasurnya 2
ya? Ini untuk pasangan suami istri yg ada anak .” ooo...gitu Pak. Ok kami
pindah kalo gitu. Padahal aku udah seneng karena kamarnya yaman banget.
Kesabaran terus diuji hehe Lalu kita di kasi kunci baru, kamar
disebelahnya. Nah kamar ini ada 4 kasurnya. Dalem hati berarti ada 4 orang ni.
siapa lagi yah?...lalu ga lama masuk lah dua orang perempuan yg berwajah ibu2
setengah baya tapi berpenampilan muda yg ketemu td dkt lift.. Lalu aku
mempersilahkan mereka masuk. Jadilah
kita berempat dalam satu kamar. Ternyata bukan Cuma aku yg umroh sendirian
mereka juga , tp mereka di bus 2. Nah kamar ini khusus untuk yg tidak bersama
keluarga. Aku mulai bertanya saling berkenalan. Tak buang waktu karena makin
sore, aku bersih2 ke toilet
Setelah
siap, aku ke masjid Nabawi. Tadinya mau bareng dengan para roomates, tp mereka
katanya ada janji dengan teman2 nya yang ada di Arab. Jadilah aku pergi sediri.
Hikmahnya aku bisa lebih khusyu dg sendiri. Tiba di Masjid Nabawi aku ketemu
rombongan bus 1. Mereka foto2 keluarga. Ada yang menawarkan :”sini ta ku foto
in” lalu aku keluarkan kameraku. Lalu ku lihat payung-payung raksasa di halaman
masjid Nabawi sudah mulai terbuka membentuk atap. Seru banget. aku masuk. Aku
mencari tempat yang agak ke dalem supaya dapet karpet. Dan Alhamdulillah di
samping Faza, ngobrol, baca al masturat, terus kenalan dg seorang wanita yg
jelas terlihat asal indonesia, trnyata ia TKW. Dia seorang ibu , anak2 nya di
tinggal di kampung, di NTB. Alhamdulillah dia tampak seger, katanya majikannya
baik. Dan memang kulihat dia bersama majikannya, lima anak dan ibu-ibu, orang
arab. Aku dikenalkan ke mereka. Dengan bahasa arabku yang alakadarnya, ngobrol
sedikit dg majikannya. Dan mereka cukup ramah.
Waktu
isya tiba. Ya Allah seneng banget denger Sang Imam baca Alqur’annya. Kita
merasa lebih khusyu. Do’a untuk semua ku mulai setelah sholat. Setelah puas berdo’a kira-kira pukul 20.30 kita
beranjak keluar masjid , sandal ku udah kuplastikin di taro di tas, jadi aku ga
repot ambil sendal. Aku langsung ke pintu keluar. Ku lihat banyak banget temen2
rombongan dari bus 2, ada Ibu Ida jg. Lalu kita berembug utk antri ke raudah
yang baru dibuka jam 9 malam utk wanita. aku berjalan ke arah pintu raudah.
Ketemu Latifah, Ayu Iyen, Alvi dll. Jamaah lain dari berbagai negara sudah
antri. Terlihat jamaah dari malaysia dekat jamaah Indonesia. Mereka duduk
rapih. Sedangkan jamaah lain dari negara2 lain sudah terlihat tak sabar, mereka
berdiri sambil siap siaga menunggu pintu gerbang raudah di buka. Aku ga
kebayang kalo mereka menerobos masuk dg badan mereka yg besar2 dan kuat
sedangkan kt kalem2 banget dan postur yg lebih kecil. Aku hanya berzikir pada
Allah semoga aku dimudahkan masuk. Latifah menggandengku. Alhamdulillah, kami
merayap ketepian pintu lalu kami mendapat giliran, terdengar dari microphone,
ibu-ibu dari indonesia, lalu kami berlari-lari kecil masuk. Sambil terus
berzikir aku berpegangan dengan Latifah menuju raudah. Ya Allah suasana nya
ramai sekali orang berlomba-lomba ingin ada di barisan terdepan. Aku agak
mengalah, kubiarkan orang menerobos. Lalu kami berdiri , walau sudah masuk di
area makam Rosulullah, tapi kami belum ke area raudah, yang diberi karpet hijau
muda sebagai tanda. Kami harus menunggu giliran hingga shaf pertama selesai
berdo’a.
Raudah
adalah tempat yang seperti Rosulullah sabdakan sebagai tempat makbulnya do’a.
Wajar saja semua jamaah umroh berlomba2 berdoa disana. Mereka menangis terisak
sampai mengangkat tangan tinggi2. Aku dari pintu masjid tadi sudah tak kuasa
membendung air mata, dan ketika melihat makam Rosulullah semakin deras air
mataku, dan kini aku benar2 meyentuh makam Nabi Muhammad SAW. Aku benar-benar
berada di shaf pertama di raudhah, begitu lapang. Aku bisa sholat dengan
tuma’ninah. Sujud agak lama, dan terus berdoa. Ya Allah Kabulkanlah. Lalu suara
memanggil dari askar2 sudah terdengar dengan jelas. Kami harus rela memberi
giliran jamah lain untuk juga sholat dua rakaat dan berdoa. Aku beranjak menuju
pintu keluar tapi mataku tetap ke arah makam Rosulullah. Aku terus bersholawat,
do’a2 terus kupanjatkan, kuulang-ulang. Kubayangkan semua wajah orang2 tercinta
di tanah air, keluargaku, sahabatku semua. Tak lupa aku terus memohon agar aku
bisa menikah dengan laki-laki sholih pilihan Allah untuk ku. Tak terasa waktu
sudah menujukan pukul 23.30. Kami bergegas menuju hotel untuk istirahat.
Sungguh lelah luar biasa tapi sangat bahagia. Dari luar masjid aku terus
memandang kubah hijau Masjid Nabawi, di bawah kubah itulah raudah tempat kami
bermunajat, ya Allah aku bersyukur sekali sudah masuk kesana. Lalu aku memotret
kubah hijau itu.Tiba di hotel, aku langsung mencuci abaya, lalu tidur.
Sabtu, 4 April 2009
Keesokan hari
sekitar jam 4 aku bangun lalu ke masjid Nabawi. Subhanallah, sungguh nyaman
berada di masjid Nabawi. Tempatnya indah, bersih, rapih, dan tenang. Selesai sholat aku duduk berdo’a sambil membaca
almatsurat, tilawah, lalu aku mencari tempat bersandar di masjid sambil melihat
semakin banyak orang keluar menuju hotel. Aku tetap di Masjid, suasana semakin
lowong, aku semakin leluasa berpindah2 tempat, hingga mendapat tempat yg agak
sepi lalu meregangkan kaki bahkan bisa rebaan. Lalu berjalan kearah luar, kulihat ke atas dan
atap masjid Nabawi bergeser sedikit demi sedikit, seolah mataku tak mau
berkedip,subhanallah ternyata matahari sudah bersinar. Atap semakin terbuka dan
aku takjub, burung-burung berterbangan bebas keluar masuk masjid. Allahuakbar.
Kini aku melihat langsung atap itu .... Subhanallah. Setelah itu aku minum air
zamzam, lalu berwudhu utk solat dhuha. Tak lama kami semua antri kembali ke
pintu raudah, giliran utk jamaah wanita dibuka pukul 9 pagi.
Alhamdulillah, setelah itu kami menuju hotel
untuk sarapan. Lalu briefing tour. Hari ini kita tour keliling kota madinah ke
jabal Uhud, lalu jam 11 kita ke Qiblatain ( seperti yang di QS 2:143-144) Lalu
kita sholat dua rokaat, masjid ini tempat dimana Nabi menerima wahyu perubahan
kiblat dari masjid Al Aqso ke Masjidilharam.
Ketika tiba di
Uhud, jamaah umroh berhamburan menyebar berjalan-jalan ke arah bukit uhud.
sebagian besar ibu2 melihat2 deretan lapak orang2 yg jualan. Aku melihat ada mobile
shop, ku hampiri, kupikir jualan , ternyata sdg membagikan buku gratis. Bapak-bapak
penjaganya memanggil ku..ta’alii...lalu diberinya aku satu buku, ternyata
tafsir juz amma, juz 29,dan kumpulan artikel ttg zikir. Syukron ...kataku.
Bukunya bagus dan sangat bermanfaat, dan buku inilah yg menemaniku di bus. Ku
lihat para ibu2 belanja. Ada banyak sekali jenis barang2 yg dijajakan disini.
Sajadah, kerudung, abaya, kopiah, sorban,ikat pinggang dll. Para penjual
asongan pun sibuk kesana kemari menawarkan dagangannya spt celak, rumput
fatimah, siwak, makanan, minuman kemasan dll.
Kupandangi seluruh
kawasan Uhud dari kejauhan, ada beberapa bukit,lalu aku mulai mendaki salah
satunya yg terlihat paling landai dan sudah banyak jamaah yg mendaki duluan.
Allahuakbar. Jam menunjukan pukul 9.30, tapi panasnya sdh cukup menyengat. Aku
tak menyerah, walaupun ngos ngos an hehe. Nafas sudah mulai tersengal-sengal.
Sampai lah di puncaknya, lega dan merasa puas. Aku bisa memandang kawasan uhud
dr atas bukit Mobile shop yg td ngasi
aku buku, lapak2, terlihat dr atas bukit aku juga lihat komplek pemakaman
syuhada Uhud. Semua terlihat mengecil dr atas bukit ini.
Aku mulai
membayangkan, peristiwa heroik perang Uhud yg ku baca dlm kitab Sirah
Nabawiyah. Uhud yg diam membisu seolah hidup. Ketika Rasulullah mendengar pihak
musyrikn mengerahkan pasukan, segera Rasulullah menyiapkan 1000 pasukan kaum
Muslimin, namun ada pihak yg membelot (kaum munafiq dr zaman Rasul sdh ada)
akhirnya 700 yg tersisa yg dipimpin Rasulullah saw sendiri menghadapi musuh
Allah berjumlah 3000 orang.
Dengan gagahnya
pasukan Muslimin tak gentar walaupun menghapadi jumlah yg jaul lebih besar. Bahkan
disebutkan dalam kisahnya, ada dua anak yg berumur 15 thn memaksa Nabi utk
diizinkan turut serta dalam perang uhud ini yg akhirnya Nabi luluh lalu
mengizinkan keduanya Rafi’bin Khudaij dan Samurah bin Jundab karena dikatakan
bahwa mereka adalah ahli memanah.
Tak memakan waktu
lama, setelah perang dimulai kaum musyrikin lari tunggang langgang meninggalkan
arena perang Uhud. Kemenangan di depan mata. Namun taqdir berubah seketika,
karena pasukan panah yg dipimpin Abdullah bin Jubair banyak yg tdk mendengarkan
arahan nya. Dari awal Nabi berpesan jgn turun dr bukit hingga ada aba2 Nabi.
Namun sebagian besar anggota pasukan panah tsb turun berlarian krn melihat kaum
musyrikin sdh pergi, dan mendengar desas desus bahwa Rasulullah wafat. Kaum
musyrikin menoleh kebelakang dan menyadari pasukan panah kaum muslimin turun
dan mereka balik ke arena perang, menghantam kaum muslimin yg sudah tdk tertata
pasukannya. Rasulullah pun terluka parah di bagian rahangnya di perang ini.
Tampaklah siapa yg benar2 cinta pd Rasulullah, bahkan ada sahabat bernama, Abu
Dujanah ketika melindungi Nabi rela panah-panah musuh bertubi2 menghujam ke tubuhnya.
Dan juga tampak siapa saja yg munafiq, hanya mengharap gonimah, dan ketika
terdesak musuh, membelot dr pasukan Nabi. Kekalahan ini mengajarkan pd kita
siapa yg setia dan siapa yg tdk.
Aku mulai menuruni
bukit Uhud menuju komplek pemakaman Uhud. Nama-nama Syuhada Uhud tertulis dalam
plang yg sangat besar diantaranya Hamzah bin Abdul Mutholib (paman Nabi), Anas
bin Nadhar, Mush’ab bin Umair dll
Melanjutkan
perjalanan lagi jam 11.30, kali ini kita ke pasar kurma. Kita melihat lihat
semua jenis kurma, harganya beragam, dengan beragam kemasan. Lalu setelah itu
kami ke masjid quba, masjid yang pertama Nabi dirikan ketika hijrah ke Madinah.
Nabi bersabda: solat dua rokaat di masjid quba sama dengan umrah bersama Nabi.
Masjid ini indah sekali. Dari atas masjid ini kita melihat pemukiman khas
penduduk Madinah. Sungguh kota yg nyaman. Setelah berwudhu kami mulai sholat 2
rakaat. Utk perempuan di lantai atas. Terlihat kubah nya dr dalam, warnanya
bernuansa hijau dan karpet-karpet tebal warna merah marun. Di perjalanan pulang dr masjid Quba menuju
hotel, pemandangan kota Madinah terlhat lebih jelas. Ah rasanya mata ku benar2
tak mau berkedip memandang setiap sisi kota ini.
Pukul 14.00 kami
sudah tiba kembali ke hotel. Lalu aku diundang makan siang di kamar Latifah. Beliau
membawa rice cooker (jadi bisa masak nasi) dan lauk pauk matang. Subhanallah,
ada orek tempe, rendang, kecap, nyamnyamyam, nikmat banget.
Jam 14.30 –15.30
aku istirahat. Lalu jam 16.00 menuju masjid Nabawi lagi sambil nunggu ashar.
Sambil baca almatsurat, aku menunggu magrib lanjut Isya. Subhanallah waktu tak
terasa, bergerak sangat cepat. Lalu seperti biasa kami ke Raudhah lagi.
Jam 22.00 Faza
mengajak aku jalan2 katanya mau beli hadiah untuk suaminya, sengaja ia tak
langsung ke hotel. Pada suaminya ia bilang mau ke raudhah. Ternyata pulang dari
raudah ia belanja dengan ku untuk kejutan. Aku banyak belajar dari faza. Tadi
ketika kita menunggu pintu raudah dibuka, faza menggandeng ku , mengajak duduk
di teras masjid Nabawi sambil curhat ttg life n love, kami memandangi bintang
gemintang yang berkilauan di langit, melihat sorot lampu kota madinah,
dikelilingi hotel2 menjulang dg gemerlap lampu yg berwarna warni. Masi
terngiang ketika Faza bilang, mba nita juga akan mendapatkan pasangan yang mba
nita idamkan, tenang aja mba.Segera. Kami tersenyum. Dan aku mengangguk yakin.
Aku dan Faza
menelurusuri toko2 di sepanjang masjid Nabawi, mencari kado yang pas untuk
suami Faza, aku juga bingung ketika dimintai pendapat, apa ya??? Jam tangan?
Wah ngga mba nita, dia udah banyak, baju?? Ngga juga....akhirnya faza lihat
hiasan bergambar masjid Nabawi. Berbentuk piringan. Memang biasa , kata faza,
tapi ini simbol bahwa moment ini pas mereka ke masjid nabawi. Subhanallah aku
turut bahagia untuk itu. Lalu faza beli makanan.
Aku juga tak lupa
membeli celak yg fina pesan, karena dia memang suka pakai celak. Aku juga beli
abaya untuk ibuku. Dan utk yg lain, oleh2nya hanya doa,Ya, aku hanya memberi
do’a, do’a cinta utk mereka semua agar semua wajah yang kubayangkan ketika aku
umrah bisa menginjakan kaki ke tanah suci.
Day 4
Ahad, 5 April 2009
Di masjid Nabawi ,
setelah sholat subuh kami rehat sambil menunggu waktu sholat dhuha. Aku sangat
menikmati waktu-waktu di masjid yg indah ini, suasana syahdu sangat mendukung
untuk berdoa dan beribadah. Kali ini Jam
6.30 raudhoh dibuka, aku bergegas, segera ke pintu, subhanallah tak banyak
hambatan aku melaju ke shaf pertama. Setelah itu kami bersiap pulang, aku jalan
perlahan, spt ada yg hilang, sedih, karena aku akan meninggalkan Makam
Rasulullah, meninggalkan bayangan Indah kenangan di Masjid Nabawi.
Dalam perjalanan menuju
hotel kulihat banyak tmn2 yg mampir ke toko-toko sapanjang masjid Nabawi, aku
memilih ke stationary store. Disini dijual pajangan2, kalender, dll aku membeli
postcard bergambar landmarks di Madinah dan Mekkah hasil jepretan para
fotorafer ulung.
Disaat yg sama, aku
juga bahagia karena akan menuju ke Mekah sebentar lg akan lihat kabah...Wow
subahanallah saat yang kunanti , aku segera packing, baca-baca persiapan umrah
di masjidilharam.
Jam 9 kami briefing
di lobby, menuju bus yg sudah parkir
persisi depan loby. Bus pun melaju. Pemandangan khas rumah2 penduduk Madinah,
berselang seling dg pohon2 kurma yg rimbun
Jam 10 hingga jam
11.20 perjalanan meunuju miqot bir Ali. Di Bus Bang Aziz mengingatkan kemali
etika dan sunnah berihram. Ketika bus memasuki pekarangan nya, kita lihat
jamaah umroh dr berbagai negara sangat ramai. Ada beberapa lapak yg menjual
perlengkapan ihram, sandal, sepatu, dll. Agak masuk agak ke dalam, ada toko
Indonesia wah seneng banget berasa pulang kampung hehe, ngobrol sedikit dg
penjualnya, semua orang indoesia.
Lalu kita ke
toilet, tempat wudhu nya antri krn tdk terlalu banyak, ada jg yg mandi krn
disediakan bbrp kamar mandi. Setelah wudhu lalu sholat dua rakaat dan niat
untuk ihram. Para Bapak2 sudah memakai kain ihram yang diselempangkan. Kami
para muslimah pakaian bebas, aku pakai abaya, lalu sholat di tempat khusus wanita. setelah itu
kita foto2 bersama dengan pakaian ihram. Subhanallah, hati ini makin membuncah.
Wah dalam hati, sebentar lagi kita melihat mekah, masjidilharam, ka’bah.
Allahuakbar
Semua jamaah umroh
sudah naik ke Bus, Pak Supir tancap gas, mulailah Bang Aziz memimpin talbiyah.
Dan air mata pun mulai bercucuran kembali.
“Labbaikallahumma
labbaik, labaikalaa syarikalaka labaik....innalhamda wa ni’mata laka walmulk,
laa syariikalak...”
“Aku datang
memenuhi panggilanMu ya Allah, aku datang memenuhi panggilanMu, tiada sekutu
bagiMu....Sesungguhnya segala puji, karunia dan kekuasaan hanyalah milikMu,
tiada sekutu bagiMu”
Semua terus menerus
talbiyah, tidak ada suara apapun terdengar...hanya talbiyah
Di tengah
perjalanan, kami berhenti di restoran utk break sholat juhur. Setelah itu makan
siang. Utk yg berkeluarga bisa makan senampan sekeluarga. Aku patungan ama mba
amanda. Bus terus melaju melintasi gurun
pasir, debu2 tebal menyapa Bus kami, menghalangi jarak pandang. Pohon kurma
makin sedikit ditemui, ada bbrp yg mati kering. Bukit-bukit bebatuan gagah
menjulang seolah menatapku memberi support utk tetap semangat. Bayangan ttg
Rasulullah berkelebat, menapak tilasi Sirah Nabawiyah. inilah jarak yg ditempuh
Rasulullah dr Madinah ke Mekah ....saat itu Rasul belum ada mobil sekencang bus
ini,tidak ada AC, hanya Onta menembus teriknya Siang dan dinginnya malam di
perjalanan dg bekal logistik yg tidak berlebih. Apa lagi yg menguatkan Rasul
kalau bukan Iman.
Pukul 16.45 kita
tiba di mekah. Aku sudah bisa melihat menara2 masjidilharam, Allahuakbar. wah
semakin tak sabar. Tapi ternyata bus nya masi hrs antri menuju pintu masuk ke
hotel, sekitar 1 jam kita menunggu, baru kemudian mobil kita bisa masuk ke area
parkir. Kita masuk lewat pintu depan hotel ke lobby Hotel Hilton Tower Mekkah.
Allahuakbar.
Kami segera dapat kunci. aku langsung fokus ke
persiapan umrah. wudhu lalu sholat magrib lanjut isya, acara bebas hingga jam
21.00 di hotel.
Akhirya, Tiba juga
waktunya ke Masjidilharom, tepat jam 21.00 kami ke lobby, siap2 briefing. Semua
berdiri berbaris. Bapak-bapak sdh siap semua dg ihram nya, ibu2 dan anak2 semua
dg tertib berjalan perlahan-lahan memulai rukun2 umrah di masjidil harom. Tidak
terlalu jauh dr hotel hilton,Sampai Di depan pintu masjidilharom, panitia
mempersilahkan jika ada yg mau memperbaharui
wudhu. Ternyata toilet nya agak jauh, menuruni tangga yg cukup panjang ..lalu kulihat toilet
berjejer banyak sekali. Lalu wudhu dan balik ke tempat rombongan menunggu. Lalu
kami bersama2 masuk ke pintu, aliran hangat di pipi semakin deras, ketika pintu
menuju kabah di depan mata, kami membaca Bismillahi Allahuakbar.
Lalu kami masuk
melangkah setapak demi setapak, karena antri, tidak hanya dari rombongan kami, tapi
dari seluruh dunia. Beragam warna kulit, postur tubuh , bahasa, semua bertumpah
ruah di masjidilharam ini. Di sampingku rombongan Muslimah (tebakanku dr warna
kulit merahnya mgkn) berasal dr Rusia/Bosnia...seorang remaja berjilab putih
persis sebaris dg ku kulihat sdg khusyunya berzikir sambil menangis tersedu2, dan
aura itu bercampur dg gemuruh jiwa ku spt dalam satu frekuensi. Kami terus
berjalan menapaki antrian, rasanya lama betuuul untuk bisa melihat ka’bah.
Sesudah melewati
shaf shaf solat lalu kami berangsur ke area terbuka tanpa atap, ya akhirnya
mata ku bisa menatap ka’bah....ya Allah Alhamdulillah. Semua orang berputar,
tawaf disekelilingnya. Subhanallah, kami segera menuruni tangga ke lantai putih
dan mulai menyatu dg kaum muslimin lainya megelilingi ka’bah untuk tawaf.
Putaran demi
putaran, doa demi doa kupajatkan. Allahuakbar. Ya Allah...adakah rasa yg lebih
dkt dg Allah selain dr momen ini? selesai
thawaf kami segera solat dua rakaat di area depan maqom Ibrahim. Lalu minum air
zamzam, ya Allah nikmatnya, segeeer banget. Aku mengisi botol air ku dengan air
zam zam utk bekal, lalu melanjutkan ke area sa’i.
Disini aku lebih
takjub lagi, orang rameee banget. Subhanallah....aku terbayang kisah Siti Hajar
membawa Isma’il berjalan bolak balik dengan menyebut asma Allah mencari air, saat
itu hanya berdua,tak ada siapa-siapa,tanpa suami membawa bayi,sebentuk iman yg
luar biasa hingga Allah mengabulkan hajat nya dg air zamzam ....Ya Allah...
perjalanan yg panjang dari safa menuju marwa,bolak balik bolak dan balik lagi
hingga tujuh kali.
Subhanallah ini
benar benar ibadah fisik. Kaki ku mulai pegel. Alhamdulillah selesai juga sa’i.
Lalu kami menuju puncak (dataran yg meninggi) utk berdoa bersama, lalu dilanjutkan
tahalul. Sambil meregangkan kaki duduk saling bersandar dg para Ummahat, ada
Ust. Latifah, Mba Baby, Teh Eva dll, Kulihat sudah banyak orang yang menawarkan
jasa menggunting rambut, meminjamkan atau menyewakan gunting dll. Rambut2 agak
berserakan. Kalo perempuan bisa digunting ujungnya saja, atau guntingnya menuggu
tiba di hotel juga boleh. Setelah itu kira2 jam 1.30 dini hari kita kembali ke
hotel istirahat. Alhamdulillah
Senin, 6 April 2009
Saking lelahnya
setelah prosesi Umroh semalam, hari ini Jam 4.20 aku baru terbangun. Aku segera
ke Masjidilharam karena aku tau ini sudah terlambat untuk ada di shaf terdepan.
Aku mencari celah menuju ka’bah dan bersyukur sekali bisa mendapat tempat yang
cukup dekat dengan Ka’bah. Semua jamaah bersiap-siap menanti waktu subuh ada yg
duduk tenang berzikir, ada yg tilawah, ada yg sholat sunnah fajr dan masih
banyak jamaah lalu lalang mencari tempat. Tak lama iqomah terdengar tanda
sholat subuh akan di mulai. Lantunan khas imam Masjidil Harom akhirnya bisa
kudengar langsung. Ya Rabb, indahnya Ayat-ayatMu.
Hingga waktu dhuha
aku tetap di masjid. Perutku sudah memanggil, lapar tak terkira. Tapi biarlah ,
aku tak mau kembali ke hotel. Setelah sholat dhuha aku langsung minum zamzam.
Dan ajaibnya, cukup untuk mengganjal perut menghilangkan rasa lapar.
Alhamdulilllah.
Pandanganku menyebar
ke sekeliling ka’bah di area tanpa atap, aku merasakan sentuhan lembut nan
hangat mentari pagi. Ya Allah Nikmat Mu yang tiada tara. Aku sangat bersyukur.
Semua do’a kulantunkan. Aku tapaki hampir seluruh sisi masjidil haram. Aku foto
sebagian besar sisi nya. Ku pandangi seluruh bagian masjid, menaiki tangga, ke
lantai teratas, berputar-putar sambil terus bertamid memuji Allah SWT. Ya Allah.
Dari lantai atas ,
memandangi para hamba Allah yg sedang tawaf baik yg di lantai bawah dan juga di
lantai atas, ada juga yg menggunakan jalur khusus yg memakai kursi roda bagi yg
uzur. Mataku seolah tak berkedip mengamati setiap hal di semua sisi masjidil
harom, ku amati pintu2 masjid, jalan keluar menuju hotel, sambil memerhatikan
para petugas kebersihan yg dengan cekatan tanpa mengganggu para jamaah tetap
membersihkan Masjidil Harom. Ada juga petugas yg menyusun tabung2 besar air
zamzam setelah diisi ulang di taruh di setiap sisi masjid untuk memudahkan
jamaah minum.
Sebelum kembali ke hotel,
aku balik ke lantai dasar melihat2 halaqoh2 qur’an, yg diisi oleh seorang
Mu’alim yg duduk di kursi dikelilingi para penimba ilmu, yg duduk melingkarinya
di lantai, terlihat para bapak2 juga pemuda2 arab yg bersorban khas arab saudi.
Lalu aku menyusuri karpet2 merah tebal menuju pintu keluar, dan karena agak
lelah aku mencari tempat yg cukup tersembunyi di balik susunan rak Alquran. Tak
terasa aku terlelap. Dan ketika terbangun badan sdh fit kembali Alhamdulilah.
Aku segera mencari
pintu keluar menyusuri gedung2 pencakar langit di sekitar masjidil harom dan
melewati kerumunan burung merpati yg sedang sarapan mematuk biji2an.
Jam 9 an tiba di hotel segera siap-siap karena akan
ada rihlah. Aku sarapan kurma dan mi gelas. Jam 9.30 kita berangkat tour.
Destinasi pertama adalah
Jabal Tsur. Kami tiba pukul 9.30. Ku lihat gunung yg tersusun dr batu-batu
tajam dg beragam ukuran dari yg kecil hingga bongkahan yg sangat besar. Gunung ini yg sangat terjal. Ada beberapa lipatan.
Saat pertama lihat jabal tsur, yg langsung terbayang adalah betapa beratnya
perjalanan Hijrah Rasulullah. Ketika Rasulululllah memutuskan untuk hijrah dari
Mekah tidak langsung ke Madinah namun berhenti di Jabal Tsur ini. Di puncak gunung inilah lokasi gua Tsur tempat
Rasulullah bersembunyi dari kejaran musuh Allah. Beliau berdiam di gua Tsur ditemani
sahabat tercinta, Abu Bakr bin Shiddiq selama tiga malam. Selama dalam
persembunyian itu, Asma binti Abu Bakar lah yg bertugas mengantarkan ransum
makanan setiap sore hari. Hari pertama ia lupa membawa tali hingga Asma
memotong ikat pinggangnya menjadi dua, satu utk mengikat ransum tsb, dan satu
lagi untuk jd ikat pinggangnya. Karena itulah Asma dijuluki Dzatun Nithaqain,
wanita yg memiliki dua potongan ikat pinggang. Betapa kuat dan beraninya anak
perempuan Abu Bakr ini, sedangkan aku? Melihat jalanannya saja aku merasa ciut apalagi
membayangkan naik ke puncak jabal tsur nya dg bayangan bahaya yg mengancam
karena dikejar-kejar musuh. Ya Rabb...
Aku tetap mencoba
jalan perlahan menaiki kaki Jabal Tsur, kupilih yg paling landai sambil
menapaktilasi perjalan Hijrah Rasulullah. Subhanallah aku bertemu rombongan
muslimah turki dan menyapa mereka mencoba untuk mengingat-ingat bahasa Turki ku
yg dulu pernah kupelajari. Siz nasilsiniz kataku ke mereka, ternyata mereka
beranggapan aku mahir Bhs Turki, mereka langsug memeluk aku dan terus ngomong dalam
Bhs Turki.....wuaa banyakan ga ngertinya haha. Wah andai aku bisa bahasa turki
aku akan lebih lama bercengkrama dgn mereka. Turkcey biraz konusyurum, kata ku...Dari
kejauhan panitia sudah memberi aba-aba untuk segera kembali ke Bus. Lalu aku
pamit, gorusuruz.....mereka pun mencium pipiku lalu kita berpisah, aku
merasakan hangatnya kasih ukhuwah islamiyah di mata mereka hingga aku naik ke bus
membalas melambaikan tangan. Bus melaju untuk melanjutkan perjalanan ke Arafah.
Alhamdulillah.
Pukul 10.30 kami
tiba di Arafah, aku membayangkan spt yang biasa kulihat dr berita TV setiap
bulan haji. Jalanan ini dipadati para jamaah haji, tapi kini lengang. Kami
melihat terowongan mina, tenda2 permanen, gedung2 baru, terus berputar disana,
sesekali kami turun dari bus sambil foto2.
Kami pun mampir ke
Jabal Rahmah. Turun dari bus, anak2 ditemani Ibu-ibu mereka langsung antri
nyewa unta yg dilengkapi sekedup dihiasi bunga utk keliling jabal rahmah. Aku
terpaku memandangi menara yg terbuat dari beton tertancap di puncak jabal
Rahmah. Diikisahkan bahwa ini adalah tempat bertemunya Adam as dan Hawwa
setelah terpisah ketika Allah mengusir mereka dari surga. Wallahhualam. Jamaah
umroh beramai-ramai menaiki tangga yg sudah dibangun rapih sehingga memudahkan
jamaah menuju puncak Jabal Rahmah. Tidak lama kami kembali ke bus menuju hotel.
Setelah istirahat
sejenak, kami besiap ke Masjidilharom untuk sholat Zuhur, menembus teriknya
matahari. Banyak yg memilih sholat di luar agar mudah kembali ke hotel nanti,
tp aku memilih masuk bahkan ke lantai 2 agar dapat tempat yg lebih lowong,
adem, supaya sholat lebih tuma’ninah. Berdiam di masjid hingga ashar tiba lalu balik ke hotel utk bersih2 utk kemudian
balik lagi ke masjid dlm kondisi yg lebih fresh.
Sambil menunggu
azan magrib, aku berjalan-jalan di lantai dasar masjidil harom mencari jamaah
yg berasal dr negara-negara berbahasa Arab, dan akhirnya aku dapat jamaah asal
Syria. Ku pilih nenek2 atau ibu2, karena mereka pasti suka aku ajak ngobrol utk
praktek bahasa arabku. Mereka lebih sabar, mgkn karena menganggap aku spt
anaknya. Aku kenalan dg nenek2 asal syria tsb, cerita ttg negri masing2 ,
keluarga dll. Nenek itu ketika tau kalo aku ada yg ga ngerti, dia rubah dg
kosakata yg lebih mudah hingga akhirnya aku ngerti lalu kt berdua tertawa
hahaha..dan dia ga sungkan langsung peluk2 krn dia merasa berhasil membuat aku
ngerti hehe.obrolan berlanjut sampai kami mendekati azan, kami kembali fokus
zikir dan tilawah Quran. Azan pun terdengar, jamaah sholat makin membludak,
setelah magrib kami tetap di tempat hingga lanjut isya.
Untuk mengganjal
perut, Alhamdulillah aku selalu membawa kurma dan botol air, setiap habis,ku
isi ulang dg Air zamzam dr tabung2 besar yg tersedia di setiap pojok masjid.
Dan jika sudah
lelah tilawah, atau tawaf, maka aku jalan2 ringan di lantai atas kembali
mengelilingi semua sisi masjidil harom, sambil melihat cahaya bintang gemintang
nan indah di langit yg tak terkalahkan cahaya lampu masjidil harom.
Tempat ini tak
pernah tidur, semakin malam semakin ramai. Kulihat jam sudah hampir tengah
malam aku memutuskan utk pulang ke hotel utk rehat sejenak.
Selasa, 7 April
2009
Umroh Dalam
Kenangan
Day 6
Seperti hari-hari
sebelumnya, memulai hari dengan sholat fajar di Masjidl Harom berjamaah. Lanjut
dg tawaf wada, ya ...tawaf terakhir kami pada umroh ini. Tidak seperti pertama tiba
di Mekah, saat itu tawaf malam hari dan sangat ramai, kali ini kami tawaf
pagi-pagi suasana sangat sejuk, tidak terlalu ramai, dan ini menambah rasa
syahdu di sanubari. Aku melangkah mengelilingi kabah dengan sangat
perlahan-lahan. Sedih rasanya, krn sebentar lagi akan meninggalkan Masjidil
harom dan entah kpn lagi bisa kembali. Selesai tawaf menuju area multazam, ke
area dekat maqom Ibrahim, lalu menjauh sedikit memberi giliran untuk jamaah
lain. Aku duduk di anak tangga tepat menghadap pintu Kabah di area tanpa atap,
kupandangi dalam-dalam, sambil terus berdoa.
Memandang Kabah
adalah salah satu hal yg bepahala. Disinilah tempat para Nabi dan Rasul dan
pengikutnya menjaga kesinambungan pesan tauhid. Kabah juga merupakan pusat nya
bumi dan acuan mengarahnya seluruh hamba Allah saat bersimpuh beribadah pd Nya.
Sesekali pandangan
ku menyebar ke sekelilng masjidilharom, dan kulihat di samping ku ada muslimah
yg dari wajahnya tebakanku mereka berasal dari negri berbahasa Arab. Salah satu
yg kusyukuri adalah bisa belajar bahasa Arab, bahasa nya Nabi Muhammad, bahasa
Alqur’an, bahasa inilah yg akan menjadi bahasa penduduk syurga nanti. Dan di
sini banyak kesempatan untuk bisa praktek bahasa Arab langsung dengan penutur
aslinya. Ku buka percakapan dengan Assalamualaikum..dan senyum tentunya.
Alhamdulillah kali ini aku berkenalan dengan dua nenek2 asal Cairo, Mesir.
Cukup lama kami ngobrol2 dan terasa sangat akrab, walau tak semua kosakata aku
mengerti krn kadang sang nenek pake lahjah mesir (bahasa ‘amiyah) dengan cepat,
tp alhamdulilah secara umum aku nangkep dan mereka jg mengerti yg aku maksud
ketika aku ngomong. hehe
Aku pamit ke mereka
krn sdh hampir jam 8. Segera ke hotel lalu sarapan, dan bersih2 siap2 packing.
Lalu janjian ama teh Eva nyari2 souvenir di sekitar hotel, ternyata ada
pedagang kaki lima yg jual beragam souvenir spt gantungan kunci, bros, gelang2,
anting, boneka dll pernak-pernik nuansa ka’bah. Kami juga mampir sebentar ke
mall di depan masjidil harom, beli cemilan dan saos, terutama sejenis kerupuk2an utk menambah selera makan,
maklum kl nanti pulang ke kuwait kita akan mampir2 di restoran untuk makan dan
menunya ala arab semua, nah krupuk ini bisa menambah selera ngobatin kangen ama
menu Indonesia. Lalu balik ke hotel, cek semua barang supaya jangan sampai ada
yg ketinggalan di hotel. Ketika Turun ke Lobby , peserta Umroh sudah
berdatangan utk absen. Briefing sebentar lalu tepat jam 10 berangkat
meninggalkan Masjidil harom menuju musium mekah.
Di musium ini kita
melihat foto2 sejarah perkembangan kota mekah dari zaman sebelum Islam, ketika
ka’bah masi beralaskan debu gurun pasir yg sangat sederhana. Terlihat Bagaimana
terowongan mina, arafah , sumur zamzam, bahkan foto2 waktu Kabah kena musibah
banjir th 1950 semua terrangkum dlm foto. Lalu kami lihat kepingan2 logam mata
uang dinar dan dirham yg bertuliskan kata Allah, dan Laailahaillallah ,
muhammad Rosulullah, dlm bahasa Arab dan berbagai diorama peninggalan sejarah
Arab.
Jam 12 an kita
menuju Jabal Nur dimana Gua Hiro berada, tempat Nabi menerima wahyu pertama,
Iqro. Merinding membayangkan betapa gagah dan kuat nya fisik Rasulullah,
menaiki tebing2 menjulang di terik panasnya gurun. Rasulullah berdiam di gua yg
cukup sempit utk munajat pd Allah, dg logistik yg terbatas. Kadang Rasul
berdiam di gua hiro 3 hari, kadang 7 hari, lalu pulang ke rumah membawa bekal
dan balik lagi ke gua hiro sepuluh malam, kadang lebih lama. Terus seperti itu,
sampai Rasulullah di datangi Jibril dan mendapat wahyu dari Allah. Karena cinta
nya pada Allah dan ummat , Beliau rela bersusah payah utk mencari solusi bagi
kehidupan, sholuu ala Nabi..Allahumma sholi ala Muhammad
Terkandung hikmah
yg sangat besar dr berkholwatnya Nabi di gua Hiro. Bahwa hal yg besar tak
mungkin dicapai tanpa perenungan panjang, tak hanya berfikir sendiri tapi
mendekat pada Allah dalam suasana hening untuk membersihkan jiwa sehinga dapat
melihat segala sesuatu lebih jernih. Dan di moment itulah Allah menurunkan
mukjizat Alqur’an yg agung pada Nabi sebagai pedoman hidup orang-orang beriman.
Aku berjalan
perlahan ... sambil terbersit dalam hati, setiap kakiku melangkah aku bertanya
tanah inikah yg dipijak oleh Rasulullah? Tepat kah pijakanku ini dg pijakan yg
pernah Rasulullah lewati...aaah bayangan Rasulullah kembali berkelebat. Sosok
gagah nan rupawan penuh pesona dengan Akhlaq yang agung...Ya Rasulullah
....rindu itu semakin menjadi ...salawat dan air mata sebagai saksi
Kita tidak terlalu
lama berkunjung ke area Jabal Nur karena cuaca sangat terik, selain juga karena
sebagian jamaah Umroh sore kemarin sudah ada yg naik ke gua hira.
Kami segera menuju
restoran dan mencari tempat sholat. Jam 13 an kita sudah meninggalkan kota
mekah menuju Kuwait. Melewati gurun2 Arab saudi spt yg kami lalui waktu pergi.
Menjelang magrib
kita lihat dari balik kaca Bus badai debu berputar2 menggulung ke atas.
Laahaula walaa kuwata illa billah. Jarak pandang semakin dekat. Bus berjalan
cukup lambat. Alhamdulillah, menjelang tengah malam sdh kembali normal,
perjalanan relatif lancar. Sesekali mampir di rumah makan utk ke toilet, rehat
dan sholat. Perjalanan pulang para jamaah umroh terlihat sangat kelelahan,
hampir tidak terdengar suara obrolan spt waktu kita berangkat. Waktu lebih
banyak diisi utk tidur selama perjalanan.
Day 7
Pukul 9 an pagi
kita sudah memasuki border Arab Saudi-Kuwait, cek paspor, visa dan kelengkapan
administrasi lainnya, lalu tak lama bus kami melaju kembali.
Sudah mulai
terdengar riuh rendah suara anak2 bercengkrama sambil ngemil, berbagi makanan
sesama peserta umroh.
Pak Supir asal
Mesir ini pun tak ketinggalan, selalu menghangatkan suasana, sepekan
bersama sdh seperti keluarga ...kita
ngobrol, becanda, dan tertawa. Dia bilang sy sering nyupir utk rombongan2 dr
berbagai negara, dan sy rasakan yg paling nyaman di hati kl nyupir utk
rombongan Indonesia. Orang nya ramah, baik, ga suka marah2
Jam 12.30 siang
kita memasuki kota kuwait, semua kembali ke masjid jabriya. Terlihat dr dalam
Bus Anggota keluarga atau teman sudah berdatangan untuk menjemput. Dan kami di
jemput oleh Ka Akim. Alhamdulillah ‘ala salaamat....
Puji Syukur pada
Allah Rabb Semesta Alam, yang sudah mengizinkan aku menjadi tamu Allah di
haramain. Terima kasih sebesar-besarnya untuk para panitia Umroh berkat kerja
keras mereka semua umroh ini berjalan dengan lancar, juga pada Ka Akim, Ayu
Iyen , Alvi, atas bantuan yg tak
terhitung, juga pada pembimbing umroh Bang Aziz dan Ustazah Latifah, juga para
peserta Umroh terutama Bus 1, dengan hangatnya ukhuwah menambah kekhusyuan baik
dalam perjalanan maupun prosesi umroh. Dan semua pihak yg telah membantu hingga
umroh ini selesai. Semoga Allah membalas dengan pahala berlipat, keberkahan
hidup dan kebahagiaan dunia dan akhirat. Semoga kita semua dikumpulkan kembali
bersama Rasulullah di syurgaNya kelak. Amin Ya Rabbalalamiin.
Mohon maaf atas
segala khilaf